Surabaya, 7 Januari 2012 merupakan
hari yang tak pernah saya lupakan. Pada hari itu merupakan kegiatan Final
Project mata kuliah Keterampilan
Interpersonal. Pukul 6 pagi kami sudah harus tiba di jurusan Sistem Informasi.
Sebelum acara dimulai, kami harus berkumpul terlebih dahulu dengan tim
masing-masing. Saya tergabung dengan tim Hachiko. Tim hachiko merupakan tim
yang terdiri dari 18 mahasiswa dengan karakter yang berbeda-beda. Pukul 6.45, Bapak
Achmad Holil Noor Ali selaku dosen mata
kuliah Keterampilan Interpersonal mengumumkan beberapa peraturan dalam kegiatan
Final Project ini. Beliau memberitahukan bahwa ini Final Project berupa amazing race
, dimana kami harus
menyelesaikan clue dengan keadaan yang telah ditentukan. Kami harus menaati
peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut antara lain dilarang membawa alat
komunikasi seperti handphone, dilarang membawa dompet/ATM. Kami diperbolehkan
membawa makanan/minuman dan camera sebagai alat dokumentasi. Selain itu kami
dibekali uang 50 ribu sebagai modal kami melakukan amazing race. Amazing race
merupakan perjalanan yang sangat menarik dan unik, dimana kami hanya dibekali
uang yang tiap anak dihitung Rp 2.500/0rang. Setelah itu kami masih harus
menemukan dan melakukan clue yang telah diberikan dari kakak fasilitator.
Tim kami mendapatkan tugas untuk
pergi ke terminal kenjeran. Beberapa menit kami mencari angkutan umum namun
tidak ada yang melintas. Akhirnya kami sepakat berjalan kaki hingga menemukan
pick up atau angkutan umum. Saat sampai di jembatan mulyosari, kami menemukan
pick up lalu kami negoisasi dan akhirnya deal. Menumpang di pick up merupakan
pengalaman pertama saya secara kami harus duduk atau berdiri di mobil tersebut
dengan cuaca yang panas. Selama mobil melaju, kami bernyanyi bersama-sama dan
berfoto ria. Mungkin pengendara lain melihat kami agak aneh.. hehheheheh ...
Tanpa disadari ternyata terdapat kakak fasil yang mengikuti kami dari belakang.
Ia adalah mas dani. Setelah sampai di terminal, pengendara pick up tersebut
tidak ingin diberi uang namun akhirnya saya dan teman-teman tetap memberinya
namun karena sungkan, kami memberikan uang seharga Rp 10.000 yang kami tukar
dengan rokok. Jadi setelah sampai, kami langsung mampir ke toko untuk membeli
rokok lalu kami kasih ke pengendara pick up sebagai ucapan terima kasih.
Saat di terminal, kami mendapatkan
clue dari kakak fasil yaitu kami harus mencari uang untuk pulang selama satu
jam. Kemudian tim kami dipecah menjadi kelompok kecil. Tim Hachiko dibagi
menjadi 3 tim kecil. Saya berkelompok dengan Alfan, Devi, Acid dan Ashr. Kami
berpikir bagaimana kami mendapatkan uang untuk pulang. Saya sempat melirik
kelompok sebelah, dan mereka mencari uang dengan cara mengamen. Diantara dari
kami setim tidak ada yang mempunyai bakat menyanyi atau memainkan musik. Akhirnya
kami berjalan ke arah barat dengan memikirkan strategi untuk mencari uang. Tak
berapa lama kemudian, kami melihat sebuah rumah besar yang masih dibangun,
akhirnya kami bersepakat untuk ke sana. Dalam pikiran kami, mungkin kami bisa
membantu kerja disana selama satu jam. Kedua dari tim kami berbicara dengan
komandan dari ahli bangun tersebut namun karena boss mereka tidak ada disana
akhirnya kami tidak diperbolehkan. Kamitidak patah semangat, namun kami dengan
sigap langsung mencari tempat lagi. Saya mengamati bahwa di sekitar terminal
kenjeran sangatlah sepi. Kami pun segera mencari rumah penduduk setempat.
Setelah sampai di komplek perumahan, kami mulai melanjutkan misi kami. Kini
saatnya cewek-cewek yang beraksi menawarkan pekerjaan. Saya dan devi masuk ke
salah satu rumah di sana. Kami bertemu dengan ibu paruh baya. Kami menawarkan
jasa yang dapat kami bantu. Dengan negoisasi akhirnya ibu tersebut mengiyakan.
Akhirnya kami berlima mendapat tugas menyuci dua sepeda motor. Setelah selesai,
kami mendapatkan upah Rp 25.000,00 . Itu merupakan hasil keringat kami. Dengan
bersyukur dan senang, akhirnya kami kembali ke terminal kenjeran untuk
mendapatkan clue selanjutnya.
Clue berikutnya kami harus mencari uang untuk kami berikan ke sebuah
yayasan. Saat itu juga, kami sudah kehabisan ide untuk mencari uang. Lalu kami
berjalan ke arah timur dengan harapan ada tempat yang dapat kami bantu. Dari
kejauhan kami melihat sebuah sekolah yang besar. Tanpa berpikir lama, kami
berjalan menuju tempat tersebut. Tiba di lapangan sekolah itu, kami berhadapan
dengan sosok bapak-bapak yang berpakaian sangat rapi. Kami mulai menceritakan maksut
dari kami menuju tempat ini. Kemudian bapak tersebut membalikkan pertanyaan
pada kami. “Kamu kesini bawa apa ? kamu bondo apa kesini?” tanya Bapak itu. Lalu kami hening. “Kami
memang tidak membawa alat-alat namun kami dapat meberikan jasa” jawab kami.
Setelah negoisasi, akhirnya bapak tersebut menyuruh kami melihat kondisi
sekolah itu. Sekolah tersebut dalam keadaan sepi karena masih liburan sekolah.
Sebetulnya sekolah tersebut sudah dalam keadaan bersih lalu kami diiring hingga
menuju kamar mandi. Terdapat 3 kamar mandi yang bisa dibilang cukup kotor. Kami
mengiyakan untuk membersihkannya. Dengan peralatan dari sana, kami bergegas
membersihkan kamar mandi itu. Seumur hidup saya ini merupakan pengalaman
pertama saya membersihkan kamar mandi sekaligus 3 kamar mandi. Dengan teliti,
kami membersihkan sela-sela kotor yang terdapat di lantai, dinding hingga
closed. Selama 1 jam kami membersihkan tempat itu. Setelah selesai kami
melaporkan ke Bapak itu. Lalu Bapak itu menanyakan sebuah pertanyaan “Lantai 2
nya bagaimana ?” dengan bahasa sopan dan
pelan kami menjawab “Maaf pak, kami tidak dapat mengerjakan di lantai 2
dikarenakan waktu terbatas”. Kemudian Bapak tersebut menjawab “ya sudah, terus
?”. Kami berlima sungkan untuk berkata secara jelas meminta upah, akhirnya
salah satu dari kami bercakap-cakap dengan beliau namun hasilnya nihil. Tanpa
pikir panjang, kami minta foto bersama untuk dokumentasi. Sebelum kami pamitan,
bapak tersebut masih tetap tidak peka untuk memberikan upah kepada kami. Dengan
hati yang cukup kesal, kami pulang tanpa membawa hasil apa-apa. Namun saat
perjalanan menuju terminal kenjeran, kami berlima merenung bersama-sama. Kami
tidak menyesali tidak diberi upah namun kami mengherankan masih ada orang
seperti itu yang tidak peka. Kami mendapat pembelajaran bahwa mencari pekerjaan
itu sulit. Belum tentu kami mendapatkan pekerjaan. Dengan peralatan yang kurang
bagaikan menampar muka saya bahwa dengan wawasan yang kurang membuat kita
semakin sulit mencari pekerjaan.
Sesampai di terminal, kami meminta maaf kepada tim kami karena datang
terlambat dan tidak membawa hasil. Kami hanya dapat menghasilkan uang Rp 25
ribu saja. Uang yang terkumpul dalam tim kami sekitar 200 ribu sekian. Uang
tersebut kami sumbang. Meskipun hanya satu hari, namun pembelajaran hari ini
sungguh sangat bermakna sekali bagi saya dan teman-teman. Saat itu juga dalam
benak saya, saya memikirkan kata mama saya yang dulu pernah diucapkan :”Mama
itu pingin anaknya pinter. mama kerja untuk kalian. Kaki di kepala, kepala di
kaki. Mama kerja dari pagi hingga malam itu untuk kalian”. Saya mulai mengerti mengapa
mama saya berucap seperti itu. Saya mencari uang dengan keringat saya sendri
hanya satu hari ini namun orangtua saya sudah duapuluhan tahun lebih mencari
sesuap nasi untuk anak-anaknya.
Sesuai peraturan, kami harus tiba di kampus sebelum jam 11 siang,
akhirnya kami mencari angkutan umum dengan perjanjian uang sebesar Rp 15.000,00
. Selama di perjalanan saya merenung tentang kegiatan seharian ini.
Pembelajaran yang saya dapat membuat saya semakin dewasa untuk menghadapi
duniawi. Saya juga bersyukur melalui mata kuliah keterampilan interpersonal,
saya dapat memperbaiki kepribadian saya, manajemen waktu, kerja dalam tim, dan
masih banyak yang lainnya. Terimakasih Bapak/ Ibu dosen mata kuliah
Keterampilan Interpersonal dan Mas/mbak fasil yang baik hati. ^.^
Secara khusus terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan
dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada saya. I love Mama .....
I love papa ......